1. Sholat Tahiyatal Masjid di Musholla

SOAL :
Assalamualaikum gus, saya mau bertanya .Di luar negeri musholla kerap dianggap sebagai masjid. Pertanyaannya adalah apakah kita boleh melakuakan sholat tahiyatal masjid di musholla yang di anggap sebagai masjid tadi dan bagaimana ketentuan sholat tahiyatal masjid.
JAWAB :
Waalaikum salam, semoga allah masih tetap memberikan kita
semua karunia dan nikmatnya. Sebelum kita menindak lanjuti permasalahan ini, perlu
diketahui bahwa musholla adalah tempat yang dipersiapkan tidak selalu
untuk sholat dan digunakan juga untuk mengaji dan kerap disebut dengan surau
atau langgar, sedangkan pengertian dari masjid sendiri menurut bahasa diambil
dari kata sajada yang artinya bersujud disebut masjid karena menjadi tempat
untuk bersujud. Ma’na masjid secara luas adalah tempat berkumpulnya kaum
muslimin dan ma’na khususnya adalah tempat yang dipersiapkan selamanya untuk
sholat dan dikhususkan lagi baik yang dibangun menggunakan batu, tanah, semen,
ataupun belum dibangun.
Masjid
dan mushollah memiliki 4 perbedaan yang sesuai dengan keputusan para ulama’:
[Pertama] Masjid adalah tempat yang diwakafkan untuk sholat, tidak sah melakukan
transaksi jual-beli dan semisalnya di masjid. Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
الأظهر أن الملك في رقبة الموقوف ينتقل إلى الله تعالى، أي ينفك عن
اختصاص لآدمي فلا يكون للواقف ولا للموقوف عليه
“Yang
nampak bahwa kepemilikan tanah yang diwakafkan berpindah pada Allah ta’ala,
maksudnya terlepas dari kepemilikan manusia, bukan lagi menjadi hak milik orang
yang mewakafkan, maupun pihak yang menerima wakaf” [Minhaaj Ath-Thalibin, 1/70]
Sedangkan mushalla masih mungkin
dimiliki oleh pihak tertentu sehingga diperbolehkan melakukan transaksi
jual-beli dan sewa-menyewa di dalamnya, serta boleh pula memindahkan mushalla
ke tempat yang lain.
[Kedua] Diharamkan bagi wanita junub dan haid menetap di masjid, dan sebaliknya
diperbolehkan bagi mereka menetap di mushalla. Al-Imam An-Nawawi rahimahullah
berkata:
ويحرم بها – أي بالجنابة – ما حرم بالحدث، والمكث بالمسجد لا عبوره
“Menetap
di masjid diharamkan bagi orang yang junub, namun diperbolehkan bagi orang yang
berhadats atau seorang yang hanya sekedar lewat” [Minhaaj Ath-Thalibin, 1/21]
[Ketiga] Tidak sah melakukan I’tikaf dan sholat Tahiyyatul Masjid kecuali di
masjid. Al-Khathiib Asy-Syirbiini rahimahullah berkata:
ولا يفتقر شيء من العبادات إلى مسجد إلا التحية والاعتكاف والطواف
“Seluruh
ibadah tidak disyaratkan dilakukan di masjid, kecuali sholat Tahiyyatul masjid,
I’tikaf dan Thawaf” [Mughniy Al-Muhtaaj, 5/329]
[Keempat] Diharamkan membangun lantai atau bangunan khusus di atas masjid.
Disebutkan dalam Hasyiyah Ibni ‘Abidiin:
لو تمت المسجدية ثم أراد البناء – أي بناء بيت للإمام فوق المسجد –
مُنع
“Seandainya
pembangunan masjid telah sempurna, kemudian ia ingin menambah bangunan lain
–seperti membangun rumah imam di atas masjid- maka hal itu terlarang” [Hasyiyah
Ibni ‘Abidin, 3/371]
Sedangkan
diperbolehkan melakukan hal itu di mushalla, karena mushalla bukan tempat
wakaf, namun dengan tetap menjaga kebersihan dan kesucian tempat dari najis.
Melakukan
sholat Jumat di mushalla hukumnya sah, namun yang lebih utama dilakukan di
masjid. Pensyarah kitab Al-Minhaj berkata:
لأن إقامتها في المسجد ليست بشرط
“Karena
melakukan sholat Jumat di masjid bukanlah syarat” [Syarh Al-Minhaaj, 2/238].
Wallahu ta’ala a’lam”
Sholat tahiyyatul masjid adalah sholat yang
dilakukan dengan dua rakaat dan satu salam. Sholat ini dilakukan setelah masuk masjid dan sholat ini akan hasil
(berpahala) jika orang yang melakukan sholat tersebut berniat Sholat tahiyyatul
masjid. Sholat tahiyyatul masjid dapat dilakukan berulang-ulang dengan
terulang-ulangnya masuk masjid.
Sholat tahiyyatul masjid akan hilang nilai kesunnahannya
jika orang yang masuk masjid itu duduk dengan disengaja atau lupa begitu pula
dengan berpaling yang terlalu lama. Oleh karena itu Sholat tahiyyatul masjid
dapat diganti dengan bacaan :
"سبحانا الله والحمد
لله ولا اله الا الله الله أكبر ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم"
Sholat tahiyyatul masjid hukumnya dapat menjadi makruh
jika kita melakukan Sholat tahiyyatul masjid ketika sholat fardlu
berjamaah akan segera dilakasanakan dikhawatirkan orang tersebut akan
ketinggalan sholat fardlu jamaah tersebut. Maka hukum Sholat tahiyyatul
masjid yang dilakukan di masjid luar
negeri(musholla) itu boleh-boleh saja asalkan sudah memenuhi ketentuan diatas.
Wassalamualaikum.
Comments
Post a Comment